KARANGANYAR - Mayoritas kerusakan jalan di sejumlah ruas jalan di Karanganyar disebabkan struktur tanah yang labil dan gerak. Walaupun aspal jalan diperbaiki berulang kali namun bakal bermunculan lubang jalan karena kondisi struktur tanah itu.
Penjelasakan ini disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Priharyanto kepada Solopos, Kamis (14/3/2013). Menurutnya, kondisi struktur tanah yang labil dan gerak terdapat di jalur Gondangrejo-Purwodadi dan sebagian jalan di wilayah Colomadu. “Mau bagaimana lagi, struktur tanahnya labil jadi meskipun diaspal berkali-kali tetap saja berlubang,” ungkapnya, Kamis siang.
Jalan yang mempunyai kondisi struktur tanah labil dan gerak harus dibuat jalan beton. Jalan beton mempunyai karakter lebih kuat dibanding aspal sehingga tidak akan muncul lubang jalan.
Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya seperti genangan air dan frekuensi kendaraan bermotor terutama bertonase tinggi yang melewati jalan tersebut. “Memang ada pengaruhnya bila jalan kerap dilewati truk bertonase tinggi. Tapi kami tidak mau menyalahkan mereka karena akses perekonomian. Yang jelas, kami akan memperbaiki jalan rusak secara bertahap,” jelasnya.
Selama musim penghujan, lanjut Priharyanto, pihaknya bakal menambal jalan rusak dengan pasir dan kerikil untuk sementara. Sebab, saat ini intensitas hujan masih tinggi sehingga proyek pengaspalan jalan tak akan dilaksanakan.
Setelah memasuki musim kemarau, pihaknya akan mengaspal sejumlah titik lokasi jalan rusak seperti Colomadu, Gondangrejo, Tasikmadu dan sekitar Waduk Lalung.
Sementara Koordinator Biro Investigasi Anggaran Rakyat (BIAR) Foundation Karanganyar, Hasan Fatoni menilai pengerjaan proyek pengaspalan jalan rusak tidak maksimal. Kualitas aspal tidak sesuai dengan spesifikasi jalan yang diperbaiki. Akibatnya, aspal jalan mengelupas padahal baru saja diaspal.
Dia mencontohkan jalan Munggur-Gebyok di Mojogedang yang diaspal pada pertengahan tahun lalu. Tak sampai tiga bulan, aspal jalan tersebut mengelupas dan bermunculan lubang-lubang di pinggir jalan. Dia menuding proyek pengaspalan jalan yang dilaksanakan kontraktor hanya asal-asalan.
Penjelasakan ini disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Priharyanto kepada Solopos, Kamis (14/3/2013). Menurutnya, kondisi struktur tanah yang labil dan gerak terdapat di jalur Gondangrejo-Purwodadi dan sebagian jalan di wilayah Colomadu. “Mau bagaimana lagi, struktur tanahnya labil jadi meskipun diaspal berkali-kali tetap saja berlubang,” ungkapnya, Kamis siang.
Jalan yang mempunyai kondisi struktur tanah labil dan gerak harus dibuat jalan beton. Jalan beton mempunyai karakter lebih kuat dibanding aspal sehingga tidak akan muncul lubang jalan.
Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya seperti genangan air dan frekuensi kendaraan bermotor terutama bertonase tinggi yang melewati jalan tersebut. “Memang ada pengaruhnya bila jalan kerap dilewati truk bertonase tinggi. Tapi kami tidak mau menyalahkan mereka karena akses perekonomian. Yang jelas, kami akan memperbaiki jalan rusak secara bertahap,” jelasnya.
Selama musim penghujan, lanjut Priharyanto, pihaknya bakal menambal jalan rusak dengan pasir dan kerikil untuk sementara. Sebab, saat ini intensitas hujan masih tinggi sehingga proyek pengaspalan jalan tak akan dilaksanakan.
Setelah memasuki musim kemarau, pihaknya akan mengaspal sejumlah titik lokasi jalan rusak seperti Colomadu, Gondangrejo, Tasikmadu dan sekitar Waduk Lalung.
Sementara Koordinator Biro Investigasi Anggaran Rakyat (BIAR) Foundation Karanganyar, Hasan Fatoni menilai pengerjaan proyek pengaspalan jalan rusak tidak maksimal. Kualitas aspal tidak sesuai dengan spesifikasi jalan yang diperbaiki. Akibatnya, aspal jalan mengelupas padahal baru saja diaspal.
Dia mencontohkan jalan Munggur-Gebyok di Mojogedang yang diaspal pada pertengahan tahun lalu. Tak sampai tiga bulan, aspal jalan tersebut mengelupas dan bermunculan lubang-lubang di pinggir jalan. Dia menuding proyek pengaspalan jalan yang dilaksanakan kontraktor hanya asal-asalan.
Sumber: solopos