KARANGANYAR – Keracunan massal yang dialami ratusan warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar ternyata disebabkan tiga bakteri yakni staphylococcus aureus, clostridium botulinum dan escherichia coli.
Ketiga bakteri itu terdapat di tiga jenis makanan yang dihidangkan yakni bistik daging, sop galantin dan resoles. Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium, ditemukan tiga bakteri yang terdapat di tiga jenis makanan yang dimakan para tamu undangan.
Setelah memakan hidangan itu, para tamu undangan yang mayoritas berasal dari Desa Ngringo mengalami gejala keracunan makanan seperti pusing, mual dan muntah-muntah. “Hasilnya, ditemukan tiga jenis bakteri yang terdapat di makanan yang dihidangkan,” katanya saat ditemui Koran O, Jumat (22/3).
Selain itu, berdasarkan keterangan pemilik katering, proses pengolahan makanan dilakukan tak jauh dari kandang kambing. Artinya, makanan yang diolah itu tak higienis dan tak layak dikonsumsi sehingga mengakibatkan para tamu undangan yang memakannya menderita gejala keracunan makanan.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk memberikan pembinaan kepada pemilik katering tersebut. “Koordinasi sudah dilakukan dengan DKK Solo, mereka yang berhak memberikan teguran atau sanksi kepada pemilik katering,” jelasnya.
Pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan pemerintah desa terutama para kepala desa (kades) untuk mengantisipasi terulangnya kejadian seperti itu. Setiap warga yang hendak menggelar hajatan wajib meminta izin kepala desa setempat sehingga kades setempat bakal mengetahui proses pengolahan makanan yang disajikan.
Pihaknya juga meminta setiap warga yang menggelar hajatan agar menyimpan satu paket makanan. Paket makanan itu menjadi bahan investigasi bila terjadi kasus keracunan makanan. “Dalam waktu dua bulan terakhir, jumlah kasus keracunan makanan meningkat. Kondisi ini patut diwaspadai,” terangnya.
Camat Jaten, Titik Umarni, mengungkapkan pihaknya bakal berkoordinasi dengan instansi terkait agar kejadian itu tak terulang lagi.
Sumber: Koran O
Ketiga bakteri itu terdapat di tiga jenis makanan yang dihidangkan yakni bistik daging, sop galantin dan resoles. Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium, ditemukan tiga bakteri yang terdapat di tiga jenis makanan yang dimakan para tamu undangan.
Setelah memakan hidangan itu, para tamu undangan yang mayoritas berasal dari Desa Ngringo mengalami gejala keracunan makanan seperti pusing, mual dan muntah-muntah. “Hasilnya, ditemukan tiga jenis bakteri yang terdapat di makanan yang dihidangkan,” katanya saat ditemui Koran O, Jumat (22/3).
Selain itu, berdasarkan keterangan pemilik katering, proses pengolahan makanan dilakukan tak jauh dari kandang kambing. Artinya, makanan yang diolah itu tak higienis dan tak layak dikonsumsi sehingga mengakibatkan para tamu undangan yang memakannya menderita gejala keracunan makanan.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk memberikan pembinaan kepada pemilik katering tersebut. “Koordinasi sudah dilakukan dengan DKK Solo, mereka yang berhak memberikan teguran atau sanksi kepada pemilik katering,” jelasnya.
Pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan pemerintah desa terutama para kepala desa (kades) untuk mengantisipasi terulangnya kejadian seperti itu. Setiap warga yang hendak menggelar hajatan wajib meminta izin kepala desa setempat sehingga kades setempat bakal mengetahui proses pengolahan makanan yang disajikan.
Pihaknya juga meminta setiap warga yang menggelar hajatan agar menyimpan satu paket makanan. Paket makanan itu menjadi bahan investigasi bila terjadi kasus keracunan makanan. “Dalam waktu dua bulan terakhir, jumlah kasus keracunan makanan meningkat. Kondisi ini patut diwaspadai,” terangnya.
Camat Jaten, Titik Umarni, mengungkapkan pihaknya bakal berkoordinasi dengan instansi terkait agar kejadian itu tak terulang lagi.
Sumber: Koran O