Home » , » Harga Bawang melonjak Harga makanan di Solo ikut naik

Harga Bawang melonjak Harga makanan di Solo ikut naik

Written By Ardy on Thursday, March 14, 2013 | 23:08

bakso
gambar oleh solopos

SOLO - Kenaikan harga komoditas seperti bawang putih membuat sebagian pengusaha kuliner kewalahan. Mereka terpaksa menaikkan harga barang dagangan sebagai imbas dari kenaikan harga sejumlah bahan baku. Seperti wawancara terhadap pemilik warung bakso di Solo yang dilakukan oleh pihak Solopos berikut ini.

Pemilik Usaha Dapur Solo dan Bakso Kadipolo, Suripto, mengatakan pihaknya harus menaikkan harga bakso senilai Rp500/porsi sebagai konsekuensi kenaikan harga daging sapi dan bawang putih. Selain itu, ia juga menaikkan harga makanan lain rata-rata Rp500/porsi.

“Terutama untuk makanan yang berbau sapi harga naik Rp500/porsi. Tidak cuma bawang putih, bawang merah, cabai dan bahan baku lain juga naik,” ujarnya saat dihubungi Solopos, Rabu (13/3/2013).

Menaikkan harga makanan, lanjutnya, menjadi opsi paling memungkinkan. Pasalnya, pihaknya tidak bisa mengurangi penggunaan bumbu bawang putih dan bawang merah karena dapat mengurangi cita rasa makanan.

Rata-rata dalam sehari, ia menggunakan 10 kilogram-15 kilogram bawang putih untuk membuat makanan di keempat cabang rumah makan miliknya.

Kendati sudah menaikkan harga makanan, usaha kuliner miliknya ini juga susah menaikkan keuntungan. Selama harga bahan baku meningkat, keuntungan menurun sebesar 5% dari hari biasa.
“Bagi pengusaha besar, kerugian masih bisa ditutup oleh penghasilan lain. Tetapi bagi pengusaha kecil, kenaikan harga ini tentunya memberatkan,” terangnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) Soloraya juga mengatakan pemerintah harus dapat mengatasi polemik komoditas impor tersebut. Di satu sisi, pemerintah harus dapat membatasi barang impor yang masuk ke Indonesia. Selain itu, mereka juga harus dapat menstimulan petani agar dapat menanam komoditas bawang.

“Jangan sampai kebijakan impor ini justru membanting harga komoditas dalam negeri. Sehingga petani enggan menanam bawang putih dan bawang merah. Indonesia seharusnya bisa swasembada,” ujarnya.

Karyawan Rumah Makan Rasa Mirasa Jl. Raya Solo-Kartasura Km 8, Mispatuti, mengatakan selama kenaikan harga bawang merah dan bawang putih, biaya produksi rumah makan membengkak hingga 20%.

Keuntungan juga turun sebesar 10% daripada saat harga masih normal. Namun, manajemen rumah makan belum berani menaikkan harga karena takut banyak pembeli mengeluh.

“Kami hanya melakukan sedikit efisiensi. Karena kalau bumbu makanan memang tidak dapat dikurangi, bisa-bisa pembeli kabur,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan pedagang kecil di Terminal Tirtonadi, Yayuk. Ia mengaku berbelanja bawang putih dan bawang merah lebih sedikit dari biasanya. Jika biasanya ia membeli satu hingga dua kilogram, ia hanya membeli seperempat hingga setengah kilogram. Ia juga menaikkan harga makanan di warungnya sebesar Rp500/porsi agar tidak merugi.

Sebenarnya penyebab kenaikan harga bawang ini masih diselidiki oleh kementrian pertanian. Di duga kenaikan ini dikarenakan adanya penumpukan bawang oleh pihak-pihak tertentu. Kita tunggu saja berita tentang penyebab kenaikan harga bawang yang menyebabkan kenaikan harga lainnya ini.

Sumber : Solopos
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Copyright © 2013. Informasi Seputar SOLORAYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website | Proudly powered by Blogger